HERMENEUTIKA ATAU ULUMUL QUR’AN, ILMU TAFSIR ?
Siapa yang tidak tahu Hermeneutika, ya mungkin ada orang yang tabu tentang hermeneutika. Ya intinya sama aja ama Ulumul Qur’an yaitu mentafsirkan Al-Qur’an. Tapi kalau hermenetika biasanya digunakan untuk menafsirkan Bibel, jadi Al-Qur’an dipaksakan ditafsirkan dengan menggunakan pentafsiran Bibel.
Ya berarti Al-Qur’an sama dengan Bibel dong!!!. Sudah yang menemuka metode hermeneutika tersebut orang Kristen lagi. Kan orang Islam mempunyai ilmu tersendiri untuk menafsirkan Al-Qur’an kenapa tidak pakai Ulumul Qur’an aja ???
Sama ga sih Bibel dan Al-Qur’an ?????
Seberapa besarkah peranan Hermenetika dalam menafsirkan Al-Qur’an ?...............
Nah Kalau begitu bagainama dibalik saja Bibel ditafsiri dengan Ilmu tafsir sedangkan Al-Qur’an dengan hermeneutika kira-kira gimana ya ???
Kata mereka yang setuju dengan hermeneutika karena melihat umat Islam terkurung (kaya burung aja) oleh dogmatisme keagamaan yang tidak proporsional. Terus kata mereka lagi model pendidikan ala sekolah dengan pola murid-guru dan tatap muka di kelas seperti yang kita kenal selama ini sebenarhya adalah warisan dari Barat, khususnya dari tradisi Kristen-Skolastik. Sejarah Islam sendiri mengajarkan model pendidikan ala Pesantren dan halaqah. Apakah itu berarti umat Islam berarti tidak perlu masuk sekolah ? contoh ini belum termasuk banyak fenomena senada seperti listrik, telepon, koputer, dan lain sejenisnya. Kata mereka……
Baiklah menurut saya kayanya mereka belum pernah mendengan suatu kaidah “ Al-Muhafadlotu ‘ala qadimi as-Shalih wa al-Akhzu bi al-Jadidi al-Ashlah” (Mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik). Nah sekolah dan yang lain sebaginya itu bukan lebih baik? Ya walapun warisan dari barat. Terus apaka ada sekolah yang berlebelkan Islam yang mempelajari Bibel dan hermeneutika kemudian diamalakan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah hanya system pembelajarannya saja bukan untuk bukan untuk mempalajari Bibel. Sekarang kita tinjau Hermeneutika adalah suatu metode untuk menafsirkan Al-Qur’an yang mana akan menghasilkan suatu kesimpulan hokum kemudian dipraktekan oleh masyarakat, dan menurut saya dalam menentukan hokum tidak sembarangan dan seenaknya. Terus hubungan dunia kok dikaitkan dengan hubungan akhirat, ya meskipun ada tapi, apadulu masalahnya itu !!!.
Ya berarti Al-Qur’an sama dengan Bibel dong!!!. Sudah yang menemuka metode hermeneutika tersebut orang Kristen lagi. Kan orang Islam mempunyai ilmu tersendiri untuk menafsirkan Al-Qur’an kenapa tidak pakai Ulumul Qur’an aja ???
Sama ga sih Bibel dan Al-Qur’an ?????
Seberapa besarkah peranan Hermenetika dalam menafsirkan Al-Qur’an ?...............
Nah Kalau begitu bagainama dibalik saja Bibel ditafsiri dengan Ilmu tafsir sedangkan Al-Qur’an dengan hermeneutika kira-kira gimana ya ???
Kata mereka yang setuju dengan hermeneutika karena melihat umat Islam terkurung (kaya burung aja) oleh dogmatisme keagamaan yang tidak proporsional. Terus kata mereka lagi model pendidikan ala sekolah dengan pola murid-guru dan tatap muka di kelas seperti yang kita kenal selama ini sebenarhya adalah warisan dari Barat, khususnya dari tradisi Kristen-Skolastik. Sejarah Islam sendiri mengajarkan model pendidikan ala Pesantren dan halaqah. Apakah itu berarti umat Islam berarti tidak perlu masuk sekolah ? contoh ini belum termasuk banyak fenomena senada seperti listrik, telepon, koputer, dan lain sejenisnya. Kata mereka……
Baiklah menurut saya kayanya mereka belum pernah mendengan suatu kaidah “ Al-Muhafadlotu ‘ala qadimi as-Shalih wa al-Akhzu bi al-Jadidi al-Ashlah” (Mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik). Nah sekolah dan yang lain sebaginya itu bukan lebih baik? Ya walapun warisan dari barat. Terus apaka ada sekolah yang berlebelkan Islam yang mempelajari Bibel dan hermeneutika kemudian diamalakan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah hanya system pembelajarannya saja bukan untuk bukan untuk mempalajari Bibel. Sekarang kita tinjau Hermeneutika adalah suatu metode untuk menafsirkan Al-Qur’an yang mana akan menghasilkan suatu kesimpulan hokum kemudian dipraktekan oleh masyarakat, dan menurut saya dalam menentukan hokum tidak sembarangan dan seenaknya. Terus hubungan dunia kok dikaitkan dengan hubungan akhirat, ya meskipun ada tapi, apadulu masalahnya itu !!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar